Selasa, 16 Oktober 2012

Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam

-->
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Narto (sabdonarto@gmail.com)
Di antara ciri lembaga pendidikan yang baik, adalah lembaga pendidikan yang berorientasi pada empat hal : inovasi, efisiensi, servis dan responsibilitas. Inovasi merupakan ruh dari lembaga pendidikan karena setiap manajer lembaga pendidikan harus memiliki suatu keunggulan yang membedakan dari manajer lainnya, baik dalam bentuk produk, layanan, atau nilai tambah lainnya. Sedemikian rupa pentingya inovasi dalam dunia persaingan lembaga pendidikan, sebagian guru manajemen mengungkapkan semboyan “innovate or die”(berinovasi atau mati); tidak ada pilihan lain untuk bisa bertahan dan memimpin.
            Lima belas abad yang lalu, proses ini diungkapkan dalam hadis Rasulullah yang intinya “ barang siapa berijtihad (baca: berinovasi) dan benar, maka ia akan mendapat dua pahala, tetapi barang siapa yang salah ijtihadnya ia (tetap) akan mendapat satu pahala”. Tidak ada satu organisasi/lembaga mana pun di dunia ini yang memberikan reward kepada pegawai/karyawannya yang melakukan kesalahan kecuali kesalahan berinovasi dalam Islam. Sengaja Islam mengambil preposisi seperti ini karena dua hal : sangat vitalnya posisi inovasi, demikian juga kesadaran bahwa inovasi harus terus menerus disemangati dan diberi jaminan untuk tidak takut salah. Dengan jaminan untuk tetap dapat pahala dan terbebas dari azab (siksaan), maka pintu untuk berkreasi dan bereksperimen menjadi terbuka luas selama niat dan tujuan eksperimen tersebut bisa dipertanggung-jawabkan.
            Dalam pemenangan persaingan, seorang manajer harus terus berinovasi, juga wajib memperhatikan hal kedua, yaitu efisiensi. Untuk suatu manajemen yang efektif, kita tidak boleh terlalu sering mengatakan “barangkali” dan “ ya coba-cobalah”’ Hanya dengan kejelian yang tinggi dalam memilih target yang sesuai dengan produk dan layanan yang dimiliki, kita dapat melakukan efisiensi dalam manajemen. Rasulullah Saw. bersabda “perlakukanlah seseorang itu sesuai dengan posisi masing-masing dan berkomunikasilah sesuai dengan kemampuan nalarnya”.
            Hal ketiga yang harus dilaksanakan oleh manajer adalah servis. Servis harus dilakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Dalam Islam, tidaklah seorang melakukan pelayanan kepada saudaranya kecuali akan mendapatkan dua keuntungan : keuntungan komersial di dunia dan keuntungan pahala di akhirat nanti. Karena, tidaklah seseorang mampu memenuhi kebutuhan orang lain atau meringankan kesulitannya kecuali dicatat sebagai ibadah. Agar sampai kepada sasarannya, servis harus dilakukan melalui suatu process yang terus-menerus. Rasulullah mengatakan, “sebaik-baik hal adalah kontinuitasnya sekalipun sedikit”. Karena, hanya dengan kontinuitas atau keistiqamahanlah kita akan mampu mengukuhkan brand yang merupakan citra produk kita.
            Ketiga prinsip tersebut belum lengkap sebelum seorang manajer memiliki inner calling dan responsibilitas yang terintegrasi dan transendental. Yang dimaksud terintegrasi adalah responsibilitas tidak saja terhadap wali murid, tetapi juga terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat, alam lingkungan, dan generasi penerus. Sementara transendental adalah pertanggungjawaban ketika hidup dan sesudah hidup selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar